Masa SMA adalah masa dimana seseorang mulai memikirkan masa depan dan melakukan perencanaan untuk menuju kehidupan dewasa yang sesungguhnya. Pada usia ini seseorang dituntut untuk menemukan dan menentukan titik balik kehidupan yang berpengaruh terhadap pemilihan program studi yang akan ditempuh di perguruan tinggi dan gambaran pekerjaan yang akan dipilih di masa depan. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana melakukan perubahan diri yang tepat sehingga bisa melahirkan pribadi yang produktif.
Sesungguhnya proses perubahan adalah proses yang terus terjadi pada kehidupan seseorang. Pemahaman dan reaksi yang tepat atas perubahan yang terjadi dalam hidup akan memberikan hasil perubahan yang memberikan pengaruh positif bagi kehidupan di masa yang akan datang. Sudjarwo Marsoem dalam bukunya Street Wisdom memberikan lima kunci perubahan diri yang akan membawa arah perubahan yang positif bagi kehidupan seseorang.
Kunci pertama adalah adanya kehendak yang kuat (wish). Kehendak adalah kecenderungan hati yang sudah mulai dihitung. Kehendak berbeda dengan keinginan, keinginan adalah dorongan hati yang belum mengandung kepastian. Kehendak yang baik akan dicatat sebagai kebaikan walaupun belum dilaksanakan dan ketika dilaksanakan akan dicatat sebagai pahala sepuluh kebaikan. Kehendak yang kuat ini akan mengkristal menjadi suatu niat dan keyakinan. Niat adalah motivasi amal perbuatan karena itu niat yang benar harus ditanamkan dalam diri karena jika ingin mendapatkan keberkahan maka harus kita mulai dengan niat yang shahih.
Kunci yang kedua yaitu persyaratan, kualifikasi, atau penilaian diri (requirement). Untuk melakukan perubahan kita juga harus melihat persyaratan dan kualifikasi diri untuk mencapai kehendak. Ketidakseimbangan antara penilaian diri dan kehendak dapat menyebabkan kegagalan. Persyaratan ini dapat kita bedakan menjadi tiga jenis yaitu ; a) persyaratan yang harus dikembangkan misalnya pontensi diri, b) persyaratan yang tinggal kita pakai missal keahlian, pengalaman, kualifikasi akademik, c) persyaratan yang boleh kita pakai, misal fasilitas yang diberikan lembaga atau orangtua. Ukurlah diri anda atau lakukan analisis SWOT diri anda. Temukan kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang anda miliki
Kunci ketiga adalah tujuan atau sasaran (goal). “Great minds have goal, others have wishes”, pikiran orang-orang besar dipenuhi oleh sasaran-sasaran yang jelas. Kita dapat merumuskan sasaran dengan formula SMART; a) Spesific (S)/ jelas, sasaran harus berupa obyek yang jelas, utuh, dan tunggal; b) Measurable (M) / terukur, ada ukuran atau penanda sasaran sudah tercapai atau belum; c) Achievable (A) / bisa dicapai, sasaran harus dapat dicapai oleh kemampuan yang kita miliki; d) Relevant (R)/ berkaitan, sasaran yang kita capai haruslah sesuatu yang berkaitan dengan diri kita, yang dapat meningkatkan nilai diri kita; e) Timely (T)/ waktu, sasaran harus jelas tahapan pencapaiannya atau waktu pencapaiannya.
Kunci keempat adalah mentaati aturan (regulation). Dalam kehidupan sehari-hari kita hidup dengan berbagai macam aturan, misal aturan agama, aturan norma, aturan hokum, aturan sosial dan sebagainya. Dalam proses mencapai tujuan kita harus memperhatikan aturan yang berlaku sehingga apa yang kita lakukan selaras dan harmonis dengan kehidupan yang kita jalani.
Kunci kelima adalah evaluasi konstruktif (evaluation). Evaluasi dilakukan untuk melihat pencapaian tahapan dan menentukan langkah aksi. Evaluasi juga dilakukan untuk melihat proses perubahan yang dilakukan berdasarkan prinsip keseimbangan dan keharmonisan. Tiga komponen dalam diri kita yaitu mind, body, dan soul harus selalu seimbang dan harmonis.